Cara Menjadi Gagal ?!! : Metode Berpikir Terbalik

10 Jul 2023
CU PANCUR KASIH
UNCATEGORIZED
inversion-thinking-method
[cs_space size="50"]

Cara Menjadi Gagal?!!  Berpikir Dengan Inversion Thinking Method

[cs_space size="20"]
[cs_blockquote border_color="#dddddd"]Apakah Anda sering gagal dalam mencapai sebuah tujuan? Atau apakah Anda sering menghadapi masalah kesulitan finansial, bahkan hingga kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar? Anda membaca artikel yang tepat karena di artikel ini akan membahas tentang Inversion Thinking Method (Metode Berpikir Terbalik) yang dapat membantu Anda memecahkan masalah finansial. Tidak seperti artikel pada umumnya yang membahas cara cepat menjadi kaya atau cara pintas mendapatkan keuntungan, kali ini kita justru akan membahas bagaimana cara menjadi gagal finansial! Penasaran? Mari kita lanjutkan[/cs_blockquote]

[cs_space size="30"]

Inversion Thinking Method (Metode Berpikir Terbalik)

[cs_space size="15"]

Inversion Thinking Method adalah sebuah pendekatan terstruktur yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Dalam metode ini, kita mengubah sudut pandang kita dengan bertanya, "Apa yang harus saya lakukan untuk gagal?" daripada bertanya, "Apa yang harus saya lakukan untuk berhasil?" Dengan membalik pertanyaan ini, kita dapat mengidentifikasi penyebab dasar kegagalan dan menemukan solusi yang tepat

Dengan Inversion Thinking Method kita akan lebih mudah mengidentifikasi penyebab kegagalan karena kita sudah mengalami kondisi gagal karena dalam banyak kasus kegagalan tidak disebabkan oleh satu faktor tunggal, melainkan oleh kombinasi beberapa keputusan dan kebiasaan yang tidak sehat. Dan ketika berhasil mengidentifikasi penyebab kegagalan, kita dapat dengan efektif menemukan solusi dari penyebab kegagalan dan bisa jadi solusi tersebut bahkan hanya dengan mengubah kebiasaan kecil namun berdampak besar.

Secara singkat, Inversion Thinking Method ini dilakukan dengan langkah-langkah berurutan yaitu:

  1. Identifikasi kebiasaan dan keputusan rutin;
  2. Renungkan dampaknya;
  3. Urutkan kebiasaan tidak sehat yang paling berdampak;
  4. Tindakan konkret mengubah kebiasaan tidak sehat menjadi kebiasaan baru.

Mari kita aplikasikan metode ini dalam sebuah contoh. Banyak dari kita berpikir bahwa memiliki banyak uang, gaji besar, atau penghasilan tambahan akan memecahkan masalah keuangan. Kita berfokus pada bagaimana membuat usaha/investasi, bagaimana mencari modal usaha, dan cara lain untuk meningkatkan pendapatan. Meskipun beberapa orang berhasil dengan cara ini, namun seringkali upaya ini tidak membuahkan hasil. Akhirnya, ketika kita sering mengalami kegagalan kita merasa putus asa dan berhenti berjuang.

  [cs_space size="30"]

Inversion Thinking: Bagaimana Cara Menjadi Gagal Finansial

[cs_space size="15"]

Sebaliknya, daripada kita berfokus mencari cara agar menjadi kaya, mari kita pikirkan bagaimana cara menjadi gagal finansial. Pertama, identifikasi dan catat kebiasaan dan keputusan yang rutin kita lakukan selama ini. Selanjutnya, renungkan dampak dari kebiasaan tersebut yang membawa kita berada pada kondisi keuangan kita saat ini.

Langkah berikutnya adalah mengurutkan lima kebiasaan atau keputusan yang paling berdampak pada situasi keuangan kita sekarang. Misalnya, salah satu kebiasaan yang berdampak negatif adalah belanja untuk hal-hal yang tidak perlu atau kurang mencatat anggaran pribadi/keluarga. Jika kita ingin memperbaiki situasi keuangan, mulailah mencatat pendapatan dan pengeluaran Anda, analisis pengeluaran yang bisa dikurangi atau ditunda, dan buatlah perencanaan pengeluaran yang baru. Lakukan rencana tersebut secara konsisten hingga menjadi kebiasaan baru.

Selanjutnya, jika Anda mengidentifikasi kebiasaan lain yang berkontribusi pada kesulitan finansial, seperti menutup diri dari ilmu dan bacaan yang meningkatkan wawasan, maka langkah selanjutnya adalah merencanakan cara untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan. Dan lakukan analisa yang sama pada kebiasaan-kebiasaan lain yang berhasil kita identifikasi.

[cs_space size="30"]

FW Raiffeisen, Credit Union, dan Inversion Thinking

[cs_space size="15"]

Di masa awal pengembangan Credit Union, Bapak AR Mecer, salah satu dari pendiri CU Pancur Kasih dan dan inisiator pembentukan banyak CU lainnya di Indonesia, memperkenalkan sebuah konsep tentang bagaimana nasib seseorang akan terbentuk. Konsep yang diadaptasi dari kutipan Lao Tzu, seorang ahli filsafat dan penyair dari China, menyatakan bahwa "perhatikan pikiranmu, karena akan menjadi kata-katamu; perhatikan kata-katamu, karena akan menjadi tindakanmu; perhatikan tindakanmu, karena akan menjadi kebiasaanmu; perhatikan kebiasaanmu, karena akan menjadi karaktermu; dan perhatikan karaktermu, itu menjadi takdirmu."

Konsep tentang takdir dalam kutipan dari Lao Tzu tersebut sejalan dengan konsep Credit Union yang disampaikan oleh FW Raiffeisen, Pelopor Gerakan Credit Union, yang menyatakan bahwa misi Credit Union adalah menolong orang untuk menolong dirinya sendiri. Artinya adalah nasib seseorang tidak akan berubah jika seseorang tersebut tidak terlebih dahulu berupaya menolong untuk memperbaiki dirinya sendiri mulai dari mengubah pola pikirnya hingga kebiasaannya.

[cs_space size="30"]

CU Pancur Kasih: Pendidikan, Pelatihan, dan Pemberdayaan

[cs_space size="15"]

CU Pancur Kasih yang selalu memegang teguh konsep tersebut, di dalam setiap pendidikan dan pelatihan yang merupakan kunci dari pemberdayaan anggota, selalu berupaya memulai dengan bagaimana anggota dapat memahami bahwa mencapai tujuan besar harus diawali dengan kesadaran dari diri sendiri jika ingin mengubah sesuatu yang besar dalam hidup maka kita harus terlebih dahulu mengubah kebiasaan-kebiasaan kecil di dalam hidup kita, misalnya dengan memperkenalkan bagaimana menyusun Anggaran Belanja Keluarga (ABK) dan pentingnya Literasi Keuangan.

Mengambil contoh di atas, maka ketika tujuan kita adalah memperbaiki masalah finansial, maka kita tidak langsung berfokus pada usaha apa yang berpotensi memberikan keuntungan besar, bagaimana mencari modal untuk membangun usaha, atau bagaimana cara agar naik jabatan agar gaji kita besar. Namun terlebih dahulu kita memfokuskan pada hal-hal yang dapat secara langsung kita lakukan, misalnya dengan membiasakan tertib dalam pengeluaran, mencari bahan-bahan bacaan atau bergabung dengan komunitas yang dapat menambah wawasan, mengikuti pelatihan yang diadakan oleh CU Pancur Kasih, memperluas jaringan dengan aktif mengikuti komunitas yang ada di CU Pancur Kasih, dan lain sebagainya.

[cs_space size="30"]

Kesimpulan

[cs_space size="15"]

Dengan memiliki kebiasaan pengelolaan keuangan yang baik, kita akan siap ketika pada saat yang tepat kita perlahan diberikan kesempatan memperbaiki kondisi finansial dan mampu terus mengembangkan usaha yang mulai mengalami peningkatan. Banyak sekali contoh orang yang beruntung mendapatkan uang kaget namun pada akhirnya tidak menjadi apa-apa bahkan kembali jatuh dalam kesulitan finansial karena yang dilakukan justru menghamburkan uang tersebut untuk hal yang tidak produktif akibat tidak memiliki kesiapan terbiasa mengelola anggaran keuangan dengan baik. 

Inversion Thinking adalah salah satu tools yang dapat dicoba ketika kita merasa terbentur dengan kegagalan dalam mencapai sesuatu, tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berhubungan dengan finansial. Kita tidak perlu harus langsung berfokus pada tujuan-tujuan yang besar, namun perhatikan langkah-langkah kecil yang dapat terlebih dahulu kita perbaiki.

Kesadaran menolong diri sendiri dengan mulai mengubah kebiasaan yang mengarahkan kita pada hasil-hasil yang negatif, akan secara bertahap mengarahkan kita pada perubahan karakter dan tanpa kita sadari sebenarnya kita telah menuju dengan sendirinya pada pencapaian tujuan besar yang kita inginkan hanya dengan mengubah hal-hal kecil dari kebiasaan kita. 

[cs_space size="20"]

Selamat mencoba!!

[cs_space size="30"]

[cs_blockquote border_color="#dddddd"]FAQ / Pertanyaan Umum[/cs_blockquote]

[cs_space size="10"]

Apa itu Inversion Thinking Method (ITM)?

Inversion Thinking adalah pendekatan berpikir yang melibatkan pembalikan atau membalikkan pemikiran tradisional. Daripada berfokus pada cara-cara untuk mencapai suatu tujuan, Inversion Thinking melibatkan memikirkan cara-cara untuk menghindari atau mengatasi hambatan dan kesalahan yang dapat menghalangi pencapaian tujuan tersebut.

[cs_space size="10"]

Apa manfaat dari menerapkan ITM?

Inversion Thinking dapat membantu dalam perencanaan strategis, pengambilan keputusan yang lebih baik, dan mengurangi risiko dalam situasi yang kompleks. Dengan membalikkan perspektif, Anda dapat mengidentifikasi risiko potensial, mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi, dan mencari solusi yang lebih kreatif.

[cs_space size="10"]

Bagaimana cara menerapkan ITM dalam kehidupan sehari-hari?

Anda dapat menerapkan Inversion Thinking dengan mengajukan pertanyaan seperti "Apa yang dapat saya lakukan untuk menghindari kegagalan?", "Apa yang harus saya lakukan agar tujuan saya tidak tercapai?", atau "Apa yang dapat menghambat kesuksesan saya?". Kemudian, cari solusi dan langkah-langkah yang dapat mengatasi atau mencegah masalah tersebut.

[cs_space size="10"]

Kapan sebaiknya menggunakan ITM?

Inversion Thinking berguna dalam situasi yang kompleks, ketika Anda ingin mengantisipasi risiko, mengatasi hambatan, atau mencari solusi yang tidak konvensional. Ini juga bermanfaat ketika Anda menghadapi masalah yang sulit dipecahkan atau ketika strategi yang biasa tidak memberikan hasil yang diinginkan.

[cs_space size="10"]

Apa perbedaan antara ITM dan pemikiran konvensional?

Perbedaan utama antara Inversion Thinking dan pemikiran konvensional adalah pendekatan yang digunakan. Pemikiran konvensional cenderung fokus pada langkah-langkah positif untuk mencapai tujuan, sementara Inversion Thinking melibatkan mengidentifikasi masalah dan memikirkan cara-cara untuk menghindari atau mengatasi masalah tersebut.

[cs_space size="10"]

Apakah ITM hanya berlaku untuk masalah bisnis?

Tidak, Inversion Thinking dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pengambilan keputusan pribadi, perencanaan keuangan, hubungan interpersonal, dan bahkan dalam mencapai tujuan pribadi. Prinsip-prinsip Inversion Thinking dapat digunakan dalam berbagai konteks.

[cs_space size="10"]

Apakah ITM selalu menghasilkan solusi yang lebih baik?

Tidak selalu. Meskipun Inversion Thinking dapat membantu mengidentifikasi risiko dan memecahkan masalah, hasil akhirnya bergantung pada pemikiran kreatif, penelitian yang cermat, dan implementasi yang efektif. Namun, dengan pendekatan yang tepat, Inversion Thinking dapat membantu menghasilkan solusi yang lebih efektif dan inovatif.

[cs_space size="10"]

Bagaimana cara mengembangkan kemampuan ITM?

Anda dapat mengembangkan kemampuan Inversion Thinking dengan melatih diri untuk melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda, mengajukan pertanyaan kritis, mengidentifikasi risiko potensial, dan mencari solusi yang tidak konvensional. Praktik dan latihan secara teratur akan membantu meningkatkan kemampuan Anda dalam menerapkan Inversion Thinking.

[cs_space size="10"]

Apakah ITM berguna untuk semua orang?

Ya, Inversion Thinking adalah pendekatan yang berguna bagi semua orang. Ini dapat membantu dalam situasi pribadi, profesional, dan bisnis. Inversion Thinking dapat memperluas pandangan Anda, membantu Anda menghadapi tantangan dengan lebih baik, dan memberikan solusi yang lebih kreatif dan efektif.

[cs_space size="10"]

Apakah ITM merupakan konsep baru?

Konsep Inversion Thinking telah ada dalam berbagai bentuk selama beberapa dekade. Namun, istilah "Inversion Thinking" sendiri menjadi lebih populer belakangan ini. Prinsip-prinsip Inversion Thinking telah diterapkan oleh banyak tokoh terkenal dan organisasi dalam berbagai konteks.