Modal CU Pancur Kasih untuk Menggarap kebun Lada dan Jagung

13 Nov 2014
CU PANCUR KASIH
UNCATEGORIZED

Menjadi petani lada adalah pilihan Bibi untuk menghidupi dirinya dan cucunya, Tindyati. Bibi yang bernama asli Rusmiati adalah anggota CU Pancur Kasih Tp. Sanggau Ledo. Bibi adalah sosok perempuan yang tangguh, tegar, dan tidak pantang menyerah dalam menjalani hidup karena telah menjadi orang tua tunggal untuk menghidupi anaknya dan mengelola tanah sendirian. Dalam kesehariannya, Bibi menggarap tanah miliknya untuk dijadikan lahan produktif. Ia menjadi petani lada dan petani jagung.

Menjadi petani lada sudah dijalaninya sejak 18 tahun yang lalu. Hasil panen lada, ia peroleh setahun sekali dan dijual ke pengumpul lada. Untuk kebutuhan hariannya ia dapat memperoleh uang dari hasil tanaman jagung karena tanaman jagung dapat dipanen sebanyak 3 kali dalam setahun. Selain itu, bibi juga telah berternak ayam dalam skala kecil untuk mencukupi kebutuhan lauk pauk keluarganya.

Dalam menggarap lahan perkebunan lada dan kebun jagung, Bibi tidak terlepas dari bantuan CU sebagai tempat untuk mendapatkan modal pinjaman sejak tahun 2010. Pinjaman modal yang diperoleh  bibi digunakan untuk biaya perawatan lada dan jagung. Bibi juga aktif dalam mempromosikan CU, karena ia merasa CU sangat membantunya. “Makanya banyak orang yang tertarik menjadi anggota CU, sampe sekarang juga banyak orang yang tertarik karena melihat hasil kita-kita”, katanya bersemangat saat menceritakan keberhasilannya dibantu oleh CU.  Ia menambahkan, “Sekarang ini, banyak orang yang berduyun-duyun untuk masuk menjadi anggota CU. Ada orang yang nanya dengan saya, kapan mau kesana, masih bisa kah saya menjadi anggota CU? Kemudian saya menjawab, “Iya. kenapa tidak bisa. CU itu kan menolong orang bukan membunuh orang. Yang penting kita tahu memanajemen uang yang kita ambil dari CU. Kalau uang itu untuk kita nanam sahang, jangan kita pakai untuk foya-foya, jangan untuk makan saja”.

Keberhasilan nenek Tindia, sapaan akrabnya juga  bagi orang-orang terdekatnya, adalah hasil jerih payah keringat sendiri. Ia yakin bahwa perempuan sekarang bisa menggarap kebun sendiri, karena ia pernah  mengikuti salah satu kegiatan dari Lada Lestari bekerjasama dengan GIZ yang menyatakan bahwa kalau tidak ada 30 % perempuan maka kegiatan tersebut tidak akan bisa terlaksana. Menjadi perempuan yang tangguh dan dibantu dengan CU membuatnya bisa menikmati hasil keringat sendiri.  Saat ini, ia bisa membuat rumah, membeli sepeda motor, dan mengupah orang untuk mengelola lahan tanahnya. Terima Kasih CU Pancur Kasih.