Lima Tantangan: Meningkatkan Kepemimpinan Perempuan di Koperasi Kredit

03 Jun 2015
CU PANCUR KASIH
UNCATEGORIZED

Peran perempuan di lembaga Koperasi Kredit (CU) sangatlah besar. Perempuan menjadi titik tolak pembangunan di masyarakat. Untuk melihat seberapa besar peranan perempuan di Koperasi Kredit, Institut Penelitian Filene, Madison, yang didukung oleh Lembaga Koperasi Kredit Dunia (WOCCU) telah melakukan penelitian dan melaporkan tentang Kepemimpinan perempuan di industri Koperasi Kredit.

Dalam laporan tersebut, secara garis besar perempuan memulai karir mereka dari level terendah. Meskipun perempuan memiliki ambisi yang sama dengan laki-laki, namun perempuan lebih sediit yang bisa mencapai ke level tinggi, misalnya level eksekutif. Ada beberapa faktor dari hasil survey karakteristik demografi kepemimpinan antara laki-laki dan pereempuan diantaranyanya style kepemimpinan pribadi, kesan yang diberikan pemimpin perempuan vs laki-laki, situasi perubahan iklim perempuan dan laki-laki di CU dan tanggung jawab keluarga.

Institute Penelitian Filene melakukan survey kepada 3 negara yaitu Amerika, Kanada dan Meksiko. Hasil survey itni menrunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan tidak ada diskriminasi ditempat kerja meskipun ada beberapa tantangan yang kelihatan seperti mencegah perempuan untuk mendapatkan kedudukan di Koperasi Kredit.

Ada beberapa tantangan yang dihadapi, diantaranya: 1. Jenjang karir: Perempuan secara keseluruhan memulai karir mereka di jenjang karir level terendah. Mereka      tidak secara langsung menjadi pimpinan. 2. Gaya kepemimpinan dan Pemahaman: gaya kepemimpinan perempuan terlihat lebih otoritas. 3. Iklim kepemimpinan: pegawai merasakan perbedaan kepemimpinan CEO perempuan lebih berbeda 4. Ambisi dan motivasi: Mentor laki-laki dan perempuan sering berkelompok sesuai dengan gendernya. Laki-     laki lebih banyak bisa mencapai posisi tertinggi sedangkan perempuan tidak. 5. Kepentingan keluarga: laki-laki dan perempuan tidak merasa bahwa keluarga sebagai penghalang dalam         berkarir. Tetapi di tingkat jenjang karir yang tinggi, laki-laki lebih bertanggungjawab menafkahi anak-anak,      sedangkan perempuan lebih sering mempertimbangkan kepentingan antara karir dan keluarga.

Secara garis dasar: Masalah Gender : Laki-laki dan perempuan dipengaruhi dengan cara yang berbeda oleh nuansa gender ditempat kerja.

Kata CEO Instititut Penelitian Filene, Mark Meyer, “ Penelitian ini belum selesai dilakukan”. Penelitian yang dilakukan di CU menunjukkan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh CU, khususnya menyepadankan dukungan laki-laki dan perempuan sejak pertama kali bekerja. Kerja yang nyata akan ada jika pemimpin, baik laki-laki dan perempuan, dapat menerima tantangan sendiri dan dapat mengatasi masalah tersebut.

“Kami memerlukan pergerakan credit union sebagai penyedia dan membuka potensi kepemimpinan perempuan. Hal inilah yang menjadi kunci dari apa yang kami lakukan melalui gerakan Kepemimpinan Perempuan”, ujar Calyn Ostrowski, Direktur eksekutif, Lembaga Credit Union seluruh dunia.

Sumber:

http://www.woccu.org/newsroom/releases/Five_Challenges:_Enhancing_Womens_Leadership_in_Credit_Unions