Ransomware: Ancaman Digital dalam Dunia Bisnis dan Keuangan

18 Jul 2023
CU PANCUR KASIH
UNCATEGORIZED

[cs_space size="50"]

Bahaya Ransomware: Ancaman Digital dalam Dunia Bisnis dan Keuangan

[cs_space size="20"]

Perkembangan pesat dunia teknologi sistem informasi saat ini juga diiiringi dengan perkembangan ancaman keamanan siber dan ransomware telah menjadi salah satu ancaman yang paling merusak dalam dunia bisnis dan sektor keuangan. Serangan ransomware yang terjadi belakangan ini telah menimbulkan kepanikan dan kerugian yang besar bagi banyak perusahaan dan institusi keuangan di seluruh dunia.

Tak terhitung banyaknya organisasi maupun individu yang telah menjadi korban dari penyebaran ransomware. Terakhir kita telah melihat bagaimana ransomware berhasil melumpuhkan aktivitas dari salah satu lembaga keuangan besar di Indonesia, hingga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.

Selain kerugian dalam bentuk hilangnya potensi pendapatan akibat berhentinya operasional organisasi, dampak paling serius dari terkena ransomware adalah tingkat kepercayaan masyarakat terhadap organisasi yang tidak dapat melindungi data-data pelanggannya dari incaran peretas-peretas dunia maya.

Keamanan siber adalah isu yang sangat penting dalam lingkup bisnis dan sektor keuangan. Perusahaan dan institusi keuangan menyimpan data yang sangat berharga, termasuk informasi keuangan pelanggan, rincian transaksi, dan data pribadi. Kejadian seperti serangan ransomware mengungkapkan kelemahan dalam sistem keamanan yang ada dan mendorong organisasi dan institusi keuangan untuk meningkatkan upaya perlindungan terhadap database yang dimiliki.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang apa itu ransomware, bagaimana serangan ini terjadi, dan dampaknya terhadap bisnis dan sektor keuangan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang ancaman ransomware, diharapkan kita semua dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi diri kita baik secara pribadi maupun kelembagaan dari serangan ini.


Apa Itu Ransomware?

[cs_space size="15"]

Ransomware merupakan jenis program berbahaya yang dirancang untuk mengenkripsi data pada suatu sistem komputer, sehingga pemiliknya tidak dapat mengaksesnya kecuali membayar sejumlah uang tebusan kepada penyerang. Serangan ransomware umumnya terjadi melalui upaya phishing melalui email, unduhan berbahaya, atau eksploitasi kelemahan sistem. Setelah data dienkripsi, para penyerang akan menuntut pembayaran dalam bentuk mata uang digital seperti Bitcoin agar data dapat dikembalikan ke kondisi semula.

Cara kerja ransomware sangat mengkhawatirkan. Begitu ransomware berhasil menginfeksi suatu sistem, proses enkripsi dan penguncian akan dimulai, yang dapat menyebabkan kerugian yang parah. Data yang dienkripsi menjadi tidak dapat diakses dan pemiliknya hanya akan mendapatkan kunci (enkripsi) pembuka file setelah membayar tebusan yang diminta. Kunci enkripsi ini dikendalikan oleh para penyerang dan tidak ada jaminan bahwa data akan dikembalikan setelah tebusan dibayarkan.

Kasus serangan ransomware terkenal seperti WannaCry, Petya, dan Ryuk telah mengguncang dunia bisnis dan sektor keuangan. Perusahaan-perusahaan besar, rumah sakit, institusi keuangan, dan bahkan pemerintah menjadi sasaran serangan ransomware ini. Serangan-serangan ini tidak hanya menyebabkan kerugian finansial yang besar, tetapi juga mengganggu operasional, merusak reputasi, dan mengancam privasi pelanggan.


Ransomware: Metode Penyebaran yang Umum

[cs_space size="15"]

Seperti halnya malware pada umumnya, ransomware menyerang dengan menggunakan trojan yang disamarkan menjadi file atau aplikasi yang tampak aman, kemudian pengguna melakukan tindakan tertentu terhadap trojan tersebut, seperti mengunduh atau membukanya. Namun, terdapat tiga metode yang sering digunakan oleh pelaku penyebar ransomware untuk menyebarkannya:

Metode Eksploitasi

Metode eksploitasi adalah sebuah strategi yang digunakan untuk mencari kelemahan dalam sistem. Setelah kelemahan tersebut ditemukan, para penyebar ransomware dapat memanfaatkannya untuk menyisipkan ransomware. Biasanya, mereka akan menyematkan kode berbahaya di dalam situs web, sering kali dalam bentuk iklan. Jika pengguna mengakses situs web tersebut, mereka akan diarahkan ke halaman yang memaksa pengguna untuk mengunduh aplikasi berbahaya. Melalui proses tersebut, ransomware dapat terinfeksi ke dalam sistem pengguna yang memiliki kelemahan.

Metode Lampiran (Attachment) Email

Dalam metode ini, para penyebar ransomware membuat email yang terlihat meyakinkan dan dapat dipercaya. Email tersebut mungkin berisi tawaran pekerjaan, newsletter tentang informasi IT, atau bahkan email dari lembaga sosial, yang dilampiri dengan file yang dapat dieksekusi, seperti .exe, .doc, .js, .msi, .ppt, atau format lainnya. Padahal, file-file tersebut sebenarnya mengandung ransomware. Ketika lampiran tersebut dibuka atau diunduh, ransomware akan tersembunyi dan mulai menginfeksi komputer korban..

Metode Tautan (Link) Dalam Email

Metode tautan dalam email mirip dengan metode lampiran email. Para penyebar ransomware menggunakan email yang terlihat meyakinkan dan menarik perhatian. Namun, dalam metode ini, email tersebut berisi tautan yang sangat menarik untuk diklik atau bahkan instruksi agar pengguna mengklik tautan tersebut. Ketika tautan tersebut diklik, sebenarnya URL tautan tersebut akan mengunduh file yang mengandung ransomware dan menginfeksi komputer korban.

Selain ketiga metode tersebut, para penyebar ransomware juga menggunakan metode lain yang umum digunakan dalam menyebarkan program berbahaya, seperti email spam, SMS spam, perangkat pengunduh perangkat lunak, bisnis afiliasi, rekayasa sosial, dan penetrasi melalui celah keamanan.

Mengetahui metode-metode ini akan membantu pengguna untuk lebih berhati-hati dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai. Penting untuk selalu berhati-hati saat mengklik tautan atau membuka lampiran dari sumber yang tidak dikenal. Selain itu, memastikan perangkat lunak dan sistem selalu diperbarui dengan patch terbaru serta menggunakan solusi keamanan yang kuat dapat membantu melindungi diri dari serangan ransomware yang berbahaya.


Bahaya Ransomware Dalam Organisasi Bisnis dan Keuangan

[cs_space size="15"]

Ransomware telah menjadi ancaman yang merusak dalam lingkungan bisnis. Ada beberapa alasan mengapa ransomware menjadi pilihan utama para penjahat siber dalam menyerang perusahaan:

Nilai Data Bisnis: Perusahaan menyimpan data yang sangat berharga, termasuk informasi keuangan, data pelanggan, dan strategi bisnis. Ransomware menargetkan data ini untuk mendapatkan keuntungan finansial. Para penjahat siber tahu bahwa perusahaan akan berusaha keras untuk mendapatkan kembali akses ke data tersebut, dan ini memberi mereka peluang untuk meminta tebusan yang tinggi.

Dampak Finansial yang Signifikan: Serangan ransomware dapat memiliki dampak finansial yang serius bagi perusahaan. Selain pembayaran tebusan yang diminta, perusahaan juga dapat mengalami kerugian pendapatan akibat gangguan operasional, pemulihan sistem, dan upaya pemulihan data. Biaya ini dapat mencapai jutaan dolar, terutama jika data yang terenkripsi tidak dapat dipulihkan.

Gangguan Operasional: Ransomware dapat menyebabkan gangguan serius dalam operasional perusahaan. Jika data penting tidak dapat diakses, proses bisnis menjadi terhenti. Layanan pelanggan, produksi, dan kegiatan lainnya dapat terganggu, yang pada gilirannya dapat merusak reputasi perusahaan. Waktu yang diperlukan untuk memulihkan sistem dan data juga dapat berdampak negatif terhadap produktivitas dan keuntungan.

Reputasi dan Kepercayaan Pelanggan: Serangan ransomware yang berhasil dapat merusak reputasi perusahaan. Kejadian ini menciptakan ketidakpercayaan dan kekhawatiran di antara pelanggan, khususnya jika data pribadi pelanggan terlibat. Ketika perusahaan gagal melindungi data pelanggan dengan baik, itu dapat berdampak buruk pada hubungan pelanggan dan mempengaruhi citra merek secara keseluruhan.


Hindari Bahaya Ransomware Dalam Organisasi Bisnis dan Keuangan

[cs_space size="15"]

Tindakan pencegahan adalah kunci dalam melindungi diri dari serangan ransomware. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terkena serangan ransomware:

Pelatihan dan Kesadaran Individu Pengguna

  1. Lengkapi diri dengan wawasan mengenai keamanan digital untuk mengenali dan menghindari email phishing, chat Whatsapp dengan tautan berbahaya, iklan di browser, serta praktek keamanan siber lainnya.
  2. Tidak mengklik tautan atau membuka lampiran yang mencurigakan dari sumber yang tidak dikenal, baik itu di email maupun sumber lainnya seperti di Whatsapp.
  3. Tidak sembarangan meneruskan (forward) informasi untuk diteruskan (forward) ke pengguna lainnya. Lindungi keluarga dan orang terdekat kita dari informasi bahaya yang kita sebarkan melalui fitur forward di Whatsapp dan aplikasi chat lainnya
  4. Tidak membuka (browsing) situs-situs yang berpotensi menjadi jalur penyebaran ransomware melalui iklan seperti situs-situs film streaming, situs-situs judi slot, dan situs serupa lainnya.
  5. Membuat sandi (password) yang kuat dan menghindari penggunaan sandi yang sama untuk akun yang berbeda.

Backup Data Secara Periodik dan Simpan di Tempat Terpisah

  1. Lakukan backup data penting secara teratur dan memastikan bahwa backup tersebut terpisah dari jaringan utama.
  2. Menyimpan backup data di tempat yang aman, seperti di cloud atau perangkat penyimpanan eksternal seperti flashdisk dan harddisk external yang terlindung dari serangan ransomware.

Prosedur Darurat Bagi Individu dan Lembaga Jika Terkena Ransomware

[cs_space size="15"]

Setelah terkena serangan ransomware, langkah pemulihan yang cepat dan efektif sangat penting untuk menyelamatkan data yang terenkripsi dan mengembalikan operasional perusahaan. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan langkah-langkah yang perlu diambil dalam proses pemulihan setelah terkena ransomware.

  1. Isolasi dan Identifikasi: JANGAN PANIK!!. Pertama-tama, isolasi sistem yang terinfeksi adalah tindakan penting untuk mencegah ransomware menyebar lebih jauh ke sistem lainnya. Mematikan komputer atau jaringan yang terinfeksi dan memutuskan jaringannya segera setelah serangan terdeteksi.
  2. Jangan hapus (delete) file yang terenkripsi/terkunci oleh ransomware agar tim terkait dapat melakukan penelusuran tentang jenis ransomware apa yang merusak komputer tersebut.
  3. Laporkan kejadian kepada Penanggungjawab Teknis IT agar dapat dilakukan tindakan berikutnya.

Setelah mendapatkan laporan, Penanggungjawab Teknis IT akan memastikan bahwa serangan ransomware tidak menyebar ke seluruh jaringan kerja, dan kemudian akan melakukan langkah-langkah mitigasi resiko yang sudah ditetapkan dalam Manual Prosedur IT.


Konklusi

[cs_space size="15"]

Penting untuk diingat bahwa ancaman ransomware terus berkembang, dan para pelaku terus mencari cara baru untuk menyebarkannya. Oleh karena itu, menjaga keamanan sistem dan data harus menjadi prioritas utama. Selalu perbarui perangkat lunak dan sistem keamanan Anda, tingkatkan kesadaran akan praktik keamanan siber yang baik di antara karyawan, dan selalu lakukan backup data secara teratur.

Ketika data terancam oleh ransomware, respons cepat dan tindakan yang tepat dapat membuat perbedaan besar dalam melindungi diri kita dan organisasi dari kerugian yang lebih besar. Dengan pengetahuan dan langkah-langkah yang tepat, kita dapat meminimalkan risiko dan menjaga aktivitas organisasi tetap aman dari serangan ransomware yang merusak.

Barage CU Malangkah Repo