Canda tawa keluarga Chin Tjiap Thin disela kegiatannya dalam membuat roti tak membuat mereka merasa lelah. Dari matahari mulai terbit sampai matahari terbenam, seharian mereka berpeluh dan berusaha keras untuk memenuhi permintaan pelanggan roti buatan mereka.
Usaha roti keluarga yang telah dirintisnya sejak tahun 2000 membuahkan hasil yang tidak sedikit. Diawal usahanya, Chin Tjiap Thin membuat roti hanya terbatas dirumah saja dan dengan peralatan yang sederhana. Dengan ketekunan dan bekerja keras serta mendapat pinjaman tambahan modal dari Credit Union Pancur Kasih, bapak yang tidak fasih berbahasa Indonesia, bisa membeli perlengkapan dan peralatan roti serta dapat mendirikan pabrik miliknya sendiri. Meskipun dilengkapi peralatan yang masih manual, para karyawan yang juga merupakan sanak keluarga dari Chin Tjiap Thin bekerja dengan penuh semangat.
Brand “ Mickey” sebagai nama roti yang dikemasnya membuktikan roti buatan lokal miliknya telah memiliki ijin depkes. Hal ini membuktikan bahwa roti cap “Mickey” miliknya tidak kalah bersaing dengan roti buatan lain.
Kami berkesempatan untuk meliput pengolahan roti dari awal sampai roti dikemas dan didistribusikan ke toko-toko atau swalayan langganan. Saat diwawancarai, Chin Tjiap Thin ditemani satu orang keponakannya sebagai penterjemah bahasa Mandarin. Chin Tjiap Thin berkomunikasi dengan keluarganya menggunakan bahasa Mandarin. Ia menceritakan bahwa omzet yang diperolehnya dalam satu bulan bisa mencapai 4-5 juta. “ Jumlah itu merupakan penghasilan bersihnya, setelah dikurangi bahan-bahan dalam pembuatan roti seperti tepung, mentega, telur, dan sebagainya”, kata penterjemah Chin Tjiap Thin menterjemahkan.
Chin Tjiap Thin telah bergabung bersama Credit Union Pancur Kasih sejak tahun 2008. Ia berharap Credit Union semakin berkembang dan bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi anggotanya. (Dmt)
